Di zaman teknologi yang semakin berkembang pesat ini, manusia semakin dimudahkan dalam berbagai hal. Banyak pekerjaan yang dilakukan manusia sudah digantikan oleh robot/mesin, tapi masih banyak pula pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh robot/mesin. Umumnya pekerjaan yang ada di dunia ini dilakukan oleh laki-laki, sehingga membuat kaum perempuan selalu dipandang lemah. Persepsi yang kurang tepat mengenai kesetaraan gender telah menghalangi peran perempuan dalam kehidupan sosial. Akibatnya, banyak pekerjaan yang selalu memandang hanya karena gender seseorang yang akhirnya menyebabkan terjadinya diskriminasi.
Gender ini sendiri merupakan suatu konsep kultural yang merujuk pada karakteristik yang membedakan antara wanita dan pria baik secara biologis, perilaku, mentalitas, dan sosial budaya. Pria dan wanita secara sexual memang berbeda. Begitu pula secara perilaku dan mentalitas. Namun, perannya di masyarakat dapat di sejajarkan dengan batasan-batasan tertentu. Kata gender dapat diartikan sebagai peran yang dibentuk oleh masyarakat serta perilaku yang tertanam lewat proses sosialisasi yang berhubungan dengan jenis kelamin perempuan dan laki-laki.
Ada perbedaan secara biologis antara perempuan dan laki-laki. Namun, kebudayaan menafsirkan perbedaan biologis ini menjadi seperangkat tuntutan sosial tentang kepantasan dalam berperilaku, mendapatkan hak-hak, sumber daya, dan kuasa. Misalnya, hampir semua kelompok masyarakat menyerahkan tanggung jawab perawatan anak atau tugas-tugas ringan pada perempuan, sedangkan tugas kemiliteran atau yang berat-berat diberikan pada laki-laki. Sebagaimana halnya ras, etnik, dan kelas, gender adalah sebuah kategori sosial yang sangat menentukan jalan hidup seseorang dan partisipasinya dalam masyarakat dan ekonomi.
Tidak semua masyarakat mengalami diskriminasi berdasarkan ras atau etnis, namun semua masyarakat mengalami diskriminasi berdasarkan gender-dalam bentuk kesenjangan dan perbedaan-dalam tingkatan yang berbeda-beda. Seringkali dibutuhkan waktu cukup lama untuk mengubah ketidakadilan ini. Suasana ketidakadilan ini terkadang bisa berubah secara drastis karena kebijakan dan perubahan sosial-ekonomi.
Jadi, diskriminasi berdasarkan gender masih terjadi pada seluruh aspek kehidupan di seluruh dunia. Ini adalah fakta meskipun ada kemajuan yang cukup pesat dalam kesetaraan gender ini. Sifat dan tingkat diskriminasi sangat bervariasi di berbagai negara atau wilayah. Tidak ada satu wilayah pun negara di dunia ini di mana perempuan telah menikmati kesetaraan dalam hak-hak hukum, sosial dan ekonomi. Kesenjangan gender dalam kesempatan dan kendali atas sumber daya, ekonomi, kekuasaan, dan partisipasi politik terjadi di mana-mana. Perempuan dan anak perempuan menanggung beban paling berat akibat ketidaksetaraan yang terjadi, namun pada dasarnya ketidaksetaraan itu merugikan semua orang. Oleh sebab itu, kesetaraan gender merupakan persoalan pokok suatu tujuan pembangunan yang memiliki nilai tersendiri.
Penulis : Muhammad Wafa Alhanif (Teknik Komputer 2018)
Editor : Divisi Redaksi