Pengumuman:
Keringanan pembayaran UKT bagi mahasiswa minimal semester 9, silakan cek situs web resmi fakultas.
Opini  

Satu Kalimat Mengubah Pandangan Orang

Sumber : google images

Seiring dengan perkembangan teknologi, manusia dimudahkan untuk saling berkomunikasi melalui genggaman. Semenjak abad ke-21, mulai berkembangnya platform-platform yang menyediakan layanan untuk manusia berinteraksi melalui internet. Contoh sederhananya adalah platform media sosial WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter, dan lainnya.

Dengan dipermudahnya interaksi melalui media sosial, banyak masyarakat yang memanfaatkannya dengan cara yang beda-beda. Ada yang menggunakan platform tersebut sebagai mata pencaharian, ada juga yang menggunakannya sebagai tempat untuk hiburan, dan juga sebagai tempat untuk mencari berita terkini.

Dalam kondisi sekarang, media sosial menjadi suatu tempat yang wajib untuk dikunjungi, baik sadar maupun tidak sadar oleh masyarakat. Fenomena ini dapat kita lihat di sekitar kita. Kebanyakan orang yang bangun tidur bukannya membersihkan diri dan tempat tidurnya, tetapi langsung membuka handphone dan mencari kesibukan di dalamnya.

Dengan kondisi dunia yang sedang dilanda wabah COVID-19, banyaknya masyarakat yang beralih mencari uang melalui media sosial, seperti menjadi youtuber, streamer gaming, maupun endorser. Orang orang yang  memiliki banyak followers ini bisa disebut dengan influencer.

Apa itu Influencer?

Menurut Hariyanti & Wirapraja, influencer adalah seseorang atau figur dalam media sosial yang memiliki jumlah pengikut yang banyak atau signifikan, dan hal yang mereka sampaikan dapat mempengaruhi perilaku dari pengikutnya (Hariyanti & Wirapraja, 2018: 141).

Dengan media sosial sekarang ini, identitas seseorang juga bisa dipalsukan. Sebuah kalimat yang disampaikan baik lisan maupun tulisan di internet dapat menggiring pandangan masyarakat mengenai sesuatu ke arah yang berbeda-beda, bisa baik maupun buruk.

Untuk yang sekelas influencer, melalui perkataannya mampu membuat orang percaya semua yang disampaikannya tanpa mencari kebenaran dari kalimat pernyataan yang disampaikan oleh influencer tersebut. Sebagai contoh dapat kita lihat dari yang disampaikan oleh salah satu influencer terkenal, yaitu dengan sebutan “smart people” ini bisa menganggap semua orang yang bertentangan dengan pernyataan dari influencer tersebut dibilang bodoh.

Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat digital sosial, harus bisa membedakan berita yang masih berupa spekulasi dan fakta, siapa yang menyampaikan informasi tersebut, dan juga pastikan untuk tidak menjadi salah satu dari penyebar berita palsu, karena bagaimanapun juga semua tindakan yang dilakukan di internet pasti memiliki jejak yang terekam secara permanen yang bisa menjadi pisau bermata dua.

 

Penulis : Pungky Irlan Hidayat (Teknik Komputer 2018)

Editor : Divisi Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *