Manusia sebagai makhluk sosial melakukan interaksi dengan manusia lainnya. Melalui interaksi ini suatu masyarakat terbentuk. Masyarakat ialah kumpulan manusia yang hidup dalam suatu wilayah dan memiliki tujuan hidup bermasyarakat. Dalam sejarahnya, interaksi manusia identik dengan hubungan sosial dinamis yang dilakukan secara langsung melalui komunikasi atau kontak sosial yang bertujuan mengirimkan pesan sehingga dapat dipahami. Dengan demikian, interaksi semakin hari semakin berkembang dan tidak hanya bersifat secara langsung. Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada masa sekarang ini memunculkan kebiasaan baru yang menjadi identitas disebut dengan masyarakat digital.
Media sosial adalah sebuah media online dengan para penggunanya dapat dengan mudah berjejaring sosial dan saling komunikasi melalui dunia virtual. Media sosial seperti Instagram, WhatsApp hingga Twitter merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein, media sosial adalah “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content“.
Menurut castell, ada tiga hal yang menggambarkan masyarakat Digital. Pertama, Digital Citizenship merupakan penggunaan perangkat digital dalam pelayanan publik dan kontribusi masyarakat berkaitan dengan pemerintahan di suatu negara. Contohnya, perangkat digital dalam pembuatan paspor, KTP, dan sejenisnya yang dilaksanakan secara online. Prosesnya juga lebih cepat dan efisien dibandingkan konvensional.
Kedua, Digital lifestyle yaitu penggunaan perangkat digital dalam kehidupan sehari-hari sebagai media komunikasi dan mencari informasi. Dengan adanya media sosial, seseorang dapat memposting sesuatu, berkomentar setiap kegitan pribadi yang sedang berlangsung, juga didukung dengan banyak media berita online. Terakhir, Digital Commerce merupakan penggunaan perangkat digital dalam aktivitas ekonomi, khususnya jual beli. Pada saat ini sudah banyak online shop yang bermunculan di berbagai platform, dan juga media antar jemput paket yang telah tersedia dalam bentuk digital serta sistem pembayaran digital. Seperti yang telah dicanangkan Bank Indonesia yaitu QRIS (QR Code Indonesia Standard). Perangkat digital juga bisa digunakan untuk hal yang lebih rumit seperti transaksi pasar saham, dan nabung emas.
Media sosial sebagai perantara suatu informasi untuk dapat diakses sangat cepat melalui situs jejaring sosial. Hanya perlu hitungan detik suatu postingan dapat dibaca oleh penikmat platform di media sosial. Situs jaringan media sosial mampu membuat setiap orang mulai dari kalangan anak-anak hingga remaja tertarik untuk mengakses banyak hal seperti games, media sosial, hingga pembelajaran. Media sosial juga sangat berguna sebagai media promo dalam bisnis yang memungkinkan siapa pun untuk jadi pembisnis tanpa repot mengeluarkan banyak tenaga. Jasa dropshipper, reseller, hingga memasarkan produk sendiri terasa mudah di era sekarang ini.
Di sisi lain, tentunya media sosial dapat menjadi boomerang yang menyerang kita sewaktu-waktu. Ketika tidak mampu memanajemen waktu dengan baik, maka bersiap akan mendapat konsekuensinya. Salah satunya adalah terganggunya kesehatan mental pengguna setelah mengalami kecanduan menggunakan media sosial tanpa henti. Kesehatan mata terganggu karena menatap layar terus-menerus .
Dampak negatif adanya digital society ini membuat kita sedikit berjarak dengan sekitar, bahkan kita sering menghargai barang dari makhluk yang ada di sebelah kita. Acuh dan tak peduli lingkungan sekitar karena sudah asyik dengan teman dunia maya, bahkan hingga lupa bahwa ia merupakan makhluk sosial yang tentunya perlu bantuan sekitar. Kejahatan juga bisa terjadi di dunia maya, biasanya dikenal dengan cyber crime seperti hacking, cracking, phising, spamming. Maka dari itu, mari kita biasakan untuk menjaga dan memberikan autentikasi akun agar aman dari kejahatan dunia maya karena jika hal ini terjadi sangat banyak kerugian yang kita dapatkan, hampir sama dengan suatu barang berharga kita yang dicuri.
Di era digital society ini tentunya kita harus bisa beradapatasi dengan keadaan, karena sebaik-baik umat yaitu yang tidak mengeluhkan keadaan dan beradaptasi akan perubahan sekitar. Apalagi keadaan sekarang di masa pandemi. Banyak kegitan dilangsungkan dalam bentuk digital untuk dapat menghindari penyebaran Covid-19. Jangan pernah menjadikan Pandemi sebagai sebuah alasan untuk tidak produktif. Justru disinilah kesempatan kita menorehkan prestasi.
Beberapa hal yang bisa dilakukan ketika pandemi ini salah satunya mengikuti kajian ilmu/webinar. Berbagai bidang telah menyediakan layanan charging ilmu dengan penginformasian yang cukup konkret di berbagai media sosial. Sangat rugi jika kita tidak ambil bagian untuk mempelajainya. Kedua, mempelajari skill baru untuk menambah kapasitas diri. Tentunya, di masa pandemi ini kita akan melewatkan nantinya fase setelah pandemi, banyak kebiasaan baru yang telah baru. Akan sangat rugi jika kita mendiamkan kemampuan kita yang bergerak standar.
Mari berjuang agar setelah pandemi ini kita benar-benar bersiap menghadapi kebiasaan baru kembali. Terakhir, jangan lupa buat kebiasaan untuk selalu menghubungi keluarga terdekat maupun teman karena dengan pandemi kita sulit bertemu, berkumpul, dan bercerita. Tentunya, kita tak bisa memastikan apakah dengan keadaan ini kondisi mental seseorang bertambah baik atau justru sebaliknya. Jadilah pendengar dan seorang pencerita yang baik bagi sekitar kita. Hal tersebut membuat silaturahmi kita makin erat dan rezeki mudah datang nantinya.
Merujuk pada (Q.S. Al-Ashr : 1-3) menjelaskan tentang waktu. “Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali terhadap orang beriman, mengerjakan kebajikan dan saling menasihati dalam kebenaran”. Di sini penulis ingin kembali menggarisbawahi terhadap waktu. Jangan sampai waktu menjadi mata pisau yang melukai diri kita jika tidak kita manfaatkan dan jadikanlah waktu sebagai pisau untuk memutus mata rantai keburukan yaitu hal-hal yang tak bermanfaat. Pada masa ini tak perlu mengeluhkan keadaaan, kita harus mempersiapkan segala kemungkinan hingga persiapan setelah pandemi ini. Dengan adanya digital society, semoga dapat menjadikan pembelajaran untuk kita mencoba beradaptasi di era baru dengan niat ikhlas dan siap menjadikan Indonesia emas di tahun 2045. Bonus demografi sudah di depan mata, jangan sampai kita tak bisa memanfaatkan setiap peluang yang ada pada Digital Society In Pandemic Era. Be A Great Leader And To Be Productive In This Era!
Penulis : Muhammad Dimas Syafputra (Teknik Komputer 2018)
Editor : Divisi Redaksi