Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat lepas dengan manusia lainnya dan mempunyai hasrat untuk berkomunikasi atau bergaul dengan orang lain. Ditinjau dari sudut perkembangan manusia, kebutuhan untuk berinteraksi sosial semakin besar ketika berada dalam suatu kelompok baik itu suatu perusahaan, industri atau organisasi lainnya. Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat atau suatu organisasi. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku, maka interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik.
Manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia tidak dapat hidup tanpa adanya orang lain. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam diri setiap individu terdapat keinginan sekaligus kebutuhan untuk menjalankan kehidupan bersama individu yang lain dan menciptakan suatu hubungan sosial.
Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan juga masyarakat. Interaksi adalah proses di mana orang-orang berkomunikasi saling mempengaruhi baik secara pikiran dan tindakan. Konsep manusia sosial adalah manusia selalu membutuhkan bantuan dan keberadaan orang lain disisinya dalam menjalankan aktivitas. Hubungan interaksi sosial dengan adanya lembaga sosial membantu terbentuknya perilaku manusia yang sesuai norma atau nilai yang berlaku dalam masyarakat dilihat dari pola tindakan dan reaksi individu dalam menanggapi orang lain.
Hal tersebut dilandasi dari fokus sosiologi yaitu gagasan bahwa manusia berperilaku berbeda ketika berada dalam kelompok. Ketika manusia sendirian, manusia berperilaku berbeda dari pada saat berada di sekitar orang lain. Pada kelompok sosial tertentu, mereka memiliki serangkaian perilaku dan sikap unik tersendiri. Menurut teori interaksi sosial, perilaku sosial masyarakat ditentukan oleh tekanan sosial yang dihadapi. Artinya, perilaku diciptakan oleh salah satunya sebagai respon terhadap lingkungan sekitar, khususnya kelompok sosial. Cara manusia berinteraksi dalam masyarakat dapat menentukan perilaku manusia tersebut.
Aspek-Aspek Interaksi Sosial
Louis (Toneka, 2000) mengemukakan interaksi sosial dapat berlangsung apabila memiliki beberapa aspek berikut :
- Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lampau, kini dan akan datang, yang menentukan sifat dan aksi yang sedang berlangsung.
- danya jumlah perilaku lebih dari seseorang.
- Adanya tujuan tertentu, tujuan ini harus sama dengan yang dipikirkan oleh pengamat.
Soekanto (2002) mengemukakan aspek interaksi sosial yaitu :
- Aspek kontak sosial, merupakan peristiwa terjadinya hubungan sosial antara individu satu dengan lain.
- Aspek komunikasi. Komunikasi adalah menyampaikan informasi, ide, konsepsi, pengetahuan dan perbuatan kepada sesamanya secara timbal balik sebagai penyampai atau komunikator maupun penerima atau komunikan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek interaksi sosial yang digunakan sebagai skala interaksi sosial yaitu kontak sosial dan komunikasi dengan alasan kedua aspek sudah mencakup unsur-unsur dalam interaksi sosial serta dianggap dapat mewakili teori-teori yang lain.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
Interaksi sosial secara umum dapat dipengaruhi oleh perkembangan konsep diri dalam seseorang, terkhusus lagi dalam hal individu memandang positif atau negatif terhadap dirinya, sehingga ada yang menjadi pemalu atau sebaliknya dan akibatnya kepada masalah hubungan interaksi sosialnya. Menurut Monks dkk (2002) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi interaksi sosial yaitu :
- Jenis kelamin. Kecenderungan laki-laki untuk berinteraksi dengan teman sebaya/sejawat lebih besar daripada perempuan.
- Kepribadian ekstrovert. Orang-orang ekstrovert lebih komformitas daripada introvert.
- Besar kelompok. Pengaruh kelompok menjadi makin besar bila besarnya kelompok semakin bertambah.
- Keinginan untuk mempunyai status. Adanya dorongan untuk memiliki status inilah yang menyebabkan seseorang berinteraksi dengan sejawatnya, individu akan menemukan kekuatan dalam mempertahankan dirinya di dalam perebutan tempat atau status terlebih di dalam suatu pekerjaan
- Interaksi orang tua. Suasana rumah yang tidak menyenangkan dan tekanan dari orang tua menjadi dorongan individu dalam berinteraksi dengan teman sejawatnya.
- Pendidikan yang tinggi adalah salah satu faktor dalam mendorong individu untuk interaksi, karena orang yang berpendidikan tinggi mempunyai wawasan pengetahuan yang luas, yang mendukung dalam pergaulannya.
Dari beberapa faktor di atas, yang paling berpengaruh dalam merubah sikap seseorang adalah pendidikan yang tinggi dan kepribadian ekstrovert. Alasannya, jika seseorang mempunyai pendidikan yang tinggi secara langsung dapat mengasah soft skill dan hard skill. Di dunia perkuliahan juga terdapat kehidupan sosial seperti organisasi yang dapat membuat sikap seseorang berubah secara drastis dan kepribadian ektrovert sangat mendukung akan terubahnya sikap seseorang.
Jadi, apakah berubahnya sikap seseorang itu buruk?
Berubahnya sikap seseorang, baik atau buruknya itu sebenernya tergantung dari bagaimana cara kita mensikapi dampak dari perubahan sikap itu sendiri, Jika kita ingin mendapat pribadi sikap yang baik, maka kita harus menjaga lingkarang sosial kita dengan cara berada di lingkup sosial yang baik. Contohnya, seperti orgnisasi kampus yang terpercaya. Di tempat seperti itu, anggota dari organisasi tersebut pasti sikap mereka sudah diasah terlebih dahulu sebelum memasuki organisasi dan disanalah kita juga pasti akan terkena dampak dari sikap positif mereka. Intinya, jika ingin memiliki sikap yang baik beradalah di lingkungan yang baik.
Penulis : Gizan Guswan (Teknik Komputer 2017)
Editor : Divisi Redaksi