Pengumuman:
Keringanan pembayaran UKT bagi mahasiswa minimal semester 9, silakan cek situs web resmi fakultas.
Opini  

Sudah Beradabkah Kita dalam Bermedia Sosial?

Luqmanul Haqim, Teknik Komputer Universitas Andalas Angkatan 2019

Sosial Media merupakan jejaring sosial yang berfungsi sebagai tempat terjadinya interaksi sosial. Hingga saat ini, ada banyak platform sosial media yang hadir ditengah-tengah kita. Mulai dari Facebook, Twitter, Instagram, hingga yang paling hype saat ini yaitu TikTok. Pengguna platform tersebut bahkan hampir mencakup seluruh bagian dunia.

Sebagaimana di dunia nyata, tentu dalam sebuah interaksi sosial harus ada yang dijadikan sebagai pegangan atau pedoman agar interaksi dan komunikasi tidak merugikan suatu pihak. Pegangan tersebut ada kalanya sudah kita laksanakan, ada kalanya juga tanpa sengaja terabaikan. Yups, tentu pegangan tersebut adalah adab.

Adab dalam bermedia sosial tak jauh berbeda dengan adab sehari-hari. Jika kita bisa menjaga adab, maka kita akan dipandang baik dan disukai oleh orang lain. Jika kita tidak bisa menjaga adab, bertindak seenaknya saja, maka sudah tentu orang tidak akan suka, bahkan akan menimbulkan ujaran kebencian.

Begitupun dengan bermedia sosial, dalam media sosial kita bebas untuk berekspresi dan berbagi, maka adab merupakan hal dasar yang perlu kita jaga. Sejatinya, apa yang kita bagikan di sosial media merupakan cerminan diri kita. Jika gemar membagikan sesuatu yang hoax, atau pun sering menuliskan komentar yang tidak sopan, maka sepertinya ada yang salah dengan adab pada diri kita ini.

Berita hoax sangat banyak bertebaran di sosial media. Tujuan berita hoax ini ditujukan sebagai ungkapan ketidaksukaan terhadap sesuatu yang diungkapkan melalui sebuah berita palsu akhirnya akan membangun opini publik yang kontra terhadap realita yang terjadi. Oleh sebab itu, berita hoax ini perlu kita waspadai dan pastikan kebenarannya.

Sangat banyak berita hoax yang dibagikan oleh pengguna sosial media, tanpa mencari kebenaran isi berita tersebut. Ini berdampak pada orang-orang yang melihat postingan tersebut di mana ia akan terpengaruh untuk menyetujui, dan menerima, bahkan akan terjadi rantai berbagi postingan yang tak ada habisnya.

Pada titik ini, adab kita kembali dipertanyakan. Apakah saya sudah beradab? Apakah saya sudah menjerumuskan orang orang lain kedalam kebatilan? Tentu jika kita melakukan hal hal tersebut, kita dianggap tidak beradab.

Komentar yang sopan merupakan sebuah adab yang harus dijaga dalam bermedia sosial. Jika dikehidupan sehari-hari kita menjaga mulut kita dari segala hal yang tidak bermanfaat, maka di media sosial kita harus menjaga tangan dan papan ketik kita untuk tidak menuliskan komentar yang buruk dan sia-sia. Berkomentar yang baik adalah cerminan betapa baiknya sebuah adab didalam diri seseorang.

Menghargai komentar orang lain, saling menasehati saat ada yang salah merupakan bentuk implementasi dari adab tersebut. Maka sudah sepantasnya lah kita berinteraksi dengan setiap orang di sosial media secara baik dan sopan, layaknya kita berinteraksi dengan orang di kehidupan sehari-hari.

Adab dalam sosial media tak ubahnya dengan adab pada kehidupan sehari hari. Ini juga merupakan cerminan bagaimana adab kita di kehidupan sehari-hari. Karena pada akhirnya semua yang kita unggah, komentari, bagikan itu akan kembali lagi pada kita. Jangan sampai karena apa yang kita ketik, dan bagikan hari ini akan menyusahkan kita dikemudian hari. Untuk itu, hendaklah jaga selalu adab dan perilaku kita. Jika kita bertanya apakah kita adalah seorang yang beradab baik? Apakah adab kita masih kurang baik? Yang bisa menilainya hanyalah diri kita, maka yang dapat menjawab pertanyaan tersebut hanyalah diri kita sendiri.

 

Penulis : Luqmanul Haqim

Editor : Egita Lorenza

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *